10 Kejadian Paling Kontroversial di Jagad Sepak Bola

Friday, September 27, 2013



Di sepanjang sejarah Piala Dunia, ada banyak momen yang tak terlupakan bagi para pecinta sepakbola. Contohnya, gol maupun penyelamatan bola yang luar biasa. Namun di sisi lain, even sepakbola terbesar di dunia ini juga diwarnai peristiwa kontroversial yang menjadi masalah bagi The Beautiful Game itu sendiri. Seperti 10 kejadian berikut:

10. Interupsi Sheikh Fahid Al-Ahmad Al-Sabah, Prancis vs Kuwait (1982)

Saat Kuwait tertinggal 1-3, Prancis sukses mencetak gol melalui Alain Giresse di akhir babak ke dua. Namun para pemain Kuwait memprotes gol tersebut. Pasalnya, mereka sempat berhenti bermain sebelum Giresse mencetak gol karena mendengar suara peluit yang dilakukan penonton.

Bahkan Presiden Federasi Sepakbola Kuwait ketika itu, Sheikh Fahid Al-Ahmad Al-Sabah, menyuruh para pemain Kuwait untuk meninggalkan lapangan sebagai bentuk protes. Al-Sabah memberi perintah itu dari tribun VIP. Al-Sabah, yang merupakan adik raja Kuwait, bahkan turun ke lapangan dan melakukan protes ke wasit asal Soviet, Miroslav Stupar. Gol ketiga Prancis akhirnya dianulir Stupar, tapi Les Blues tetap mampu mencetak gol keempat melalu Maxime Bossis. Stupar akhirnya kehilangan posisinya sebagai wasit FIFA, sedangkan Al-Sabah didenda US$10 ribu.

9. Tiga kartu kuning untuk Josip Simunic, Kroasia vs Australia (2006)
Pada pertandingan Grup F antara Kroasia dan Australia, wasit Graham Poll baru mengeluarkan bek Kroasia, Josip Simunic, dari pertandingan setelah menerima kartu kuning ketiga. Entah karena lupa atau sebab lain, perbuatan Poll itu menjadikan Simunic satu-satunya pemain di dunia yang menerima tiga kartu kuning sekaligus dalam satu laga.

Poll baru menyadari kekeliruan ini usai pertandingan. Rupanya dia salah memberi tanda di kolom kartunya. Memang saat Simunic menerima kartu kuning kedua, wasit mencatat angka tiga (nomor punggung Simunic) namun kolom yang dicontreng bukan atas nama Simunic.

Wasit asal Inggris itupun menyesali kekeliruannya. Apalagi FIFA juga menghukumnya dengan tidak lagi memberinya kesempatan untuk memimpin laga selanjutnya.

8. Hujan kartu, Portugal vs Belanda (2006)

Pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 antara Portugal melawan Belanda tak bisa lagi dinikmati. Wasit Rusia Valentin Ivanov terlalu banyak menghentikan pertandingan karena pelanggaran yang dilakukan kedua tim. Wasit asal Rusia tersebut mengeluarkan 16 kali kartu kuning dan mengusir dari lapangan empat pemain yang menerima dua kartu kuning.

"Ketegasan" Ivanov itu juga mengundang banjir protes dari para pemain. Ia dinilai bersikap seperti polisi yang memandang pertandingan secara hitam putih ketimbang mengendalikannya.

Presiden FIFA, Sepp Blatter bahkan berujar, "Wasit seperti itu harusnya dikartu kuning."

Pertandingan sengit itu sendiri akhirnya dimenangi Portugal 1-0 melalui gol Maniche pada menit ke-23.

7. Battiston nyaris 'mati' oleh Schumacher, Prancis vs Jerman Barat (1982)
Insiden mengerikan mewarnai pertandingan Jerman Barat kontra Perancis di Piala Dunia 1982.

George Battiston, pemain Prancis tiba-tiba lolos dari penjagaan bek-bek Jerman Barat dan mendekati daerah penalti kiper Jerman Michael Schumacher. Schumacher pun kemudian menyongsong Batiston dengan tinju dan dengkulnya. Akibatnya beberapa gigi Batiston rontok dan tulang rusuknya patah. Bahkan gelandang Prancis, Michel Platini, mengira Batiston meninggal.

“Ia kelihatan pucat dan tidak ada denyut nadi,” ujar Platini ke media.

Dan yang lebih aneh lagi, wasit Charles Corver justru melihat tidak ada pelanggaran dengan kontak antara Battiston dengan Schumacher sehingga tak perlu diberikan tendangan bebas. Wasit asal Belanda itu juga tidak mengganjar Schumacher dengan kartu kuning. Dalam keterangan foto pada artikel yang dimuat BBC News, tertulis "Keputusan wasit terburuk di dunia."

6. Pertarungan Santiago, Chili vs Italia (1962)

Pada pertandingan Grup 2 ini, sudah terjadi ketegangan ketika dua wartawan Italia yang meliput persiapan Santiago dalam Piala Dunia 1962 yang dianggap sangat buruk. Sebenarnya persiapan sudah sangat bagus, namun pada tahun 1960 gempa bumi terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah mengguncang Chili.

Dalam liputannya, Antonio Ghirelli dan Corrado Pizzinelli membesar-besarkan kehancuran Chili dengan mengasumsikan bahwa negara tersebut takkan sanggup membangun kembali dan menggelar pesta sepakbola sejagad. Publik Chilipun marah dengan pemberitaan tersebut. Dua wartawan itu bahkan harus meninggalkan Chile dengan alasan keamanan.

Tak ayal, pertandingan Grup 2 antara Chili dan Italia pun menjadi ajang ‘gontok-gontokan’ dan lebih mirip disebut tawuran ketimbang sepakbola. Bagaimana tidak, partai yang dimenangkan tuan rumah itu menyuguhkan laga yang menguras emosi dan berakhir tak hanya dengan kekalahan Gli Azzurri, tapi juga lebam-lebam di wajah para pemainnya.

Wasit asal Inggris, Ken Aston tak terlihat tertarik membela penganiayaan yang dialami para pemain Italia. Aston tak sekali pun mengganjar sanksi bagi La Roja. Belakangan, Aston terdakwa menerima suap dan tekanan dari publik dan pemerintah Chili, untuk membiarkan para pemain Chili membalas Italia di lapangan hijau.

5. Tandukan Zidane, Prancis vs Italia (2006)

Tandukan Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi saat Prancis bertemu Italia di final Piala Dunia 2006 memang menjadi momen paling sulit dilupakan dalam sejarah kartu merah sepakbola. Legenda hidup Prancis ini mengaku terpancing oleh provokasi Materazzi, namun wasit Horacio Elizondo terpaksa mengusirnya. Zizou sendiri mengaku jika kejadian itu menjadi momen yang paling memalukan baginya.

Insiden itu berawal saat Materazzi selalu menjaga pergerakan Zidane dengan memegangi kaosnya. Tak senang dengan sikap Materazzi, Zidane langsung berkata, ”Jika kamu mau kaosku, akan kuberikan nanti.” Materazzi langsung membalasnya, “Saya lebih senang dengan saudara perempuanmu yang pelacur.”

Akhirnya, tandukan keras Zidane mendarat ke dada Materazzi. Pertandingan itu sendiri dimenangkan Italia 5-3 lewat drama adu penalti.

4. Kemenangan tak terduga, Korea Selatan vs Italia (2002)

Italia harus tersingkir di babak perdelapan-final setelah dikalahkan 2-1 atas tuan rumah Korea Selatan. Namun Korsel dianggap mendapat banyak keputusan menguntungkan pada laga yang dipimpin Byron Moreno.

Selama pertandingan, wasit asal Ekuador itu membuat sejumlah keputusan kontroversial, mulai dari mengabaikan banyak pelanggaran yang dilakukan pemain Korsel, menganulir gol Italia dan mengkartu merah Francesco Totti.

Presiden FIFA Sepp Blatter sampai mencap Moreno sebagai bencana bagi FIFA. Moreno pada akhirnya dihukum skors di dua laga karena pengaturan pertandingan dan dilepas dari penjara pada 2012 karena terlibat dalam penyulundupan obat-obatan.

3. Gol 'Tangan Tuhan' Maradona, Argentina vs Inggris 1986

Babak kuarter final antar dua negara ini adalah yang paling diingat oleh para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Selain karena latar belakang kedua negara yang pernah berkonflik karena perebutan Pulau Malvinas, tetapi juga karena dua gol Maradona.

Gol pertama adalah ketika Maradona melakukan solo run dari lapangan tengah ke gawang Inggris - yang saat itu dijaga Peter Shilton, melewati 6 pemain termasuk sang kiper. Inilah salah satu gol terbaik selama penyelenggaraan Piala Dunia.

Gol kedua adalah ketika Maradona jelas-jelas memasukkan bola ke gawang Shilton dengan tangan dan sukses mengelabui wasit dan penjaga garis. Maradona kemudian menyebut bukan dia yang mencetak gol. “Itu adalah gol tangan Tuhan,” ujar Maradona kepada media.

Lucunya pemain Argentina tidak ada yang menghampiri Maradona untuk merayakan gol tersebut. Mereka tahu kalo gol itu tidak sah.

2. Gol bunuh diri Andres Escobar, Kolombia vs AS (1994)

Tanggal 2 Juli mengingatkan pada peristiwa tragis yang menimpa Timnas Kolombia tahun 1994 silam. Hari itu bek timnas Kolombia, Andres Escobar, dibunuh oleh sekelompok orang tak dikenal. Escobar tewas setelah diberondong 12 tembakan, saat keluar dari sebuah bar di Kota Medelin, Kolombia. Sebelum keluar bunyi tembakan, terdengar teriakan panjang “goooool….” menirukan suara khas komentator sepakbola ala Amerika Latin.

Pembunuhan Escobar ini diduga terkait dengan gol bunuh diri yang dilakukannya di putaran grup Piala Dunia 1994. Gol tersebut menyebabkan kekalahan Kolumbia 1-2 dari tuan rumah AS. Laga ini terjadi hanya berjarak sepuluh hari sebelum penembakan Escobar.

Laporan berbagai media menyatakan bahwa Escobar dihabisi oleh kelompok sindikat judi yang bertaruh dalam jumlah besar dengan keyakinan Kolombia akan lolos ke babak kedua.

1. Gol hantu Geoff Hurst, Jerman Barat vs Inggris (1966)

Debat seputar sah tidaknya gol masih merebak sampai hari ini. Dan salah satu momen gol siluman yang paling terkenal dan terus menjadi kontroversi adalah gol kedua Geoff Hurst pada saat pertambahan waktu di final Piala Dunia 1966.

Inggris keluar sebagai pemenang atas Jerman Barat dengan skor 4-1 kala itu. Perdebatan terjadi pada gol kedua Hurst. Bola yang ditendangnya membentur mistar gawang Jerman Barat dan melesat ke luar gawang. Hurst sendiri sempat ragu, apakah bola itu masuk ke dalam gawang atau tidak. Setelah menendang bola itu, Hurst terdiam. Justru rekan-rekannya yang menyambutnya dengan selebrasi. Sang wasit sendiri sempat ragu-ragu sebelum akhirnya mengesahkan gol tersebut setelah berdiskusi singkat dengan hakim garis.

DewiBola.com

0 comments:

Post a Comment